Garis dan Sudut

Garis dan Sudut
Tahukah yang dimaksud dengan garis dan sudut?

GARIS
Garis adalah kumpulan titik-titik yang tersusun sehingga memiliki pangkal dan ujung. Garis juga diartikan sebagai gambaran geometri mengenai sebuah titik yang bergerak.

Kedudukan dua garis.
A. Dua garis sejajar

sejajar1

Dua garis atau lebih dikatakan sejajar adalah ketika garis-garis tersebut terletak pada satu bidang datar dengan kemiringan yang sama sehingga tidak akan pernah bertemu atau berpotongan jika garis tersebut diperpanjang sampai tak berhingga.

Sifat garis sejajar :
a.
sejajar 2

Dengan menggunakan satu titik yang berada di luar sebuah garis dapat ditarik tepat satu garis yang sejajar dengan garis tersebut.

b.
sejajar 3a
sejajar 3b

Jika terdapat dua garis yang sejajar, dan sebuah garis memotong salah satu dari dua garis tersebut maka garis itu juga akan memotong garis yang lainnya.

c.
sejajar 4

Jika dibuat sebuah garis yang sejajar dengan salah satu garis dari sepasang garis yang sejajar maka garis itu sejajar pula dengan garis yang lain.

B. Dua garis berpotongan
berpotongan

Dua garis dikatakan saling berpotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan mempunyai satu titik potong.

C. Dua garis tegak lurus
berpotongan tegak lurus

Dua buah garis dikatakan tegak lurus ketika salah satu garis memotong garis yang lain dan membentuk sudut 90^0

D. Dua garis berhimpit
berhimpit

Dua garis dikatakan berhimpit ketika kedua garis tersebut terletak satu garis pada posisi yang sama, dengan kemiringan yang sama. Sehingga hanya akan terlihat seperti satu garis lurus.

E. Dua garis bersilangan
bersilangan

Dua garis dikatakan bersilangan ketika antara satu garis dan garis lainnya tidak terletak pada satu bidang datar yang sama sehingga tidak saling memotong satu dengan lainnya.

F. Garis horisontal dan vertikal
horisontal vertikal

Garis horisontal adalah garis dibuat dalam bidang datar sehingga terlihat mendatar.
Garis vertikal adalah garis yang tegak lurus dengan garis horisontal.

SUDUT
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan dua garis lurus yang saling berpotongan. Untuk menyatakan besaran sudut, digunakan istilah derajat (^0)

A. Jenis-jenis sudut
– Sudut lurus
adalah sudut yang besarnya 180^0
– Sudut siku-siku
adalah sudut yang besarnya 90^0
– Sudut tumpul
adalah sudut yang besarnya lebih dari 90^0
– Sudut lancip
adalah sudut yang besarnya kurang dari 90^0
– Sudut refleks
adalah sudut yang besarnya lebih dari 180^0 dan kurang dari 360^0

B. Hubungan antar sudut jika dua garis yang sejajar dipotong oleh garis lain.
hubungan antar sudut

Pada gambar di atas, garis m sejajar dengan garis n dan dipotong oleh garis l. Titik potong garis l terhadap garis m dan n berturut-turut adalah titik P dan titik Q. Pada gambar diatas, tampak bahwa sudut P2 dan sudut Q2 menghadap arah yang sama. Demikian juga sudut P1 dan sudut Q1, sudut P3 dan sudut Q3, serta sudut P4 dan sudut Q4. Sudut-sudut yang demikian dinamakan sudut-sudut sehadap. Sudut sehadap besarnya sama.

Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka akan terbentuk empat pasang sudut sehadap yang besarnya sama. Jadi, dapat dituliskan

∠P1 sehadap dengan ∠Q1 dan ∠P1 = ∠Q1,

∠P2 sehadap dengan ∠Q2 dan ∠P2 = ∠Q2,

∠P3 sehadap dengan ∠Q3 dan∠P3 = ∠Q3,

∠P4 sehadap dengan ∠Q4 dan ∠P4 = ∠Q4.

Demikian bahasan mengenai garis dan sudut.
Semoga membantu

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Pertidaksamaan adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa suatu objek tidak sama dengan obyek lainnya.

Sama seperti persamaan linier satu variabel, pertidaksamaan linier satu variabel hanya memiliki satu variabel dengan pangkat 1.

Jadi pertidaksamaan linier satu variabel berarti adalah suatu pertidaksamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat tertinggi adalah 1.

Simbol pertidaksamaan yang sering dijumpai adalah sebagai berikut :
< dibaca kurang dari
> dibaca lebih dari
\leq dibaca kurang dari sama dengan
\geq dibaca lebih dari sama dengan
\not= dibaca tidak sama dengan

Untuk langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel sama dengan persamaan linier satu variabel, yaitu:

1. Jika menemukan soal dengan tanda kurung, maka hilangkan tanda kurung terlebih dahulu dengan menggunakan sifat distributif, kemudian operasikan suku-suku yang serupa.
2. Gunakan sifat penjumlahan suatu persamaan untuk menulis pertidaksamaan tersebut sehingga semua variabel berada di satu ruas, sedangkan semua konstanta berada di ruas lainnya.
3. Sederhanakan masing-masing ruas.
4. Gunakan sifat perkalian suatu persamaan untuk menghasilkan pertidaksamaan dengan ruas kiri variabel dan ruas kanan konstanta.
5. Untuk soal penerapan, jawablah ke dalam kalimat sempurna dan gunakan satuan yang sesuai dengan perintah.

Contoh :
1. x + 3 \leq 8, tentukan nilai x
Jawab :
x + 3 \leq 8
x + 3 - 3 \leq 8 - 3
x \leq 5 jadi nilai x yang memenuhi adalah x \leq 5

2. 2(3x+2) \geq 28 tentukan nilai x
Jawab :
2(3x+2) \geq 28
6x + 4 \geq 28
6x + 4 - 4 \geq 28 - 4
6x \geq 24
\frac{6x}{6} \geq \frac{24}{6}
x \geq 4 nilai x yang memenuhi adalah x \geq 4

Demikian mengenai pertidaksamaan linier satu variabel.
Semoga membantu.

Persamaan Linear Satu Variabel

Persamaan adalah suatu pernyataan matematika dalam bentuk simbol yang menyatakan bahwa dua hal tersebut adalah persis sama.

Persamaan linier adalah suatu persamaan yang hanya memuat variabel dengan pangkat 1.
Jadi persamaan linier satu variabel adalah suatu persamaan yang memuat satu variabel dengan pangkat 1.
contoh :
2x + 5 = 9
dalam persamaan tersebut hanya memuat variabel x dengan pangkat 1.

Sifat penjumlahan dan perkalian yang berlaku pada persamaan, yaitu:
jika A = B
maka,
A + C = B + C
A \times C = B \times C
\frac{A}{C} = \frac{B}{C}

Sifat tersebut yang nantinya akan membantu dalam menyelesaikan berbagai soal persamaan linier ini.

Berikut ini ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel.
1. Jika menemukan soal dengan tanda kurung, maka hilangkan tanda kurung terlebih dahulu dengan menggunakan sifat distributif, kemudian operasikan suku-suku yang serupa.
2. Gunakan sifat penjumlahan suatu persamaan untuk menulis persamaan tersebut sehingga semua variabel berada di satu ruas, sedangkan semua konstanta berada di ruas lainnya.
3. Sederhanakan masing-masing ruas.
4. Gunakan sifat perkalian suatu persamaan untuk menghasilkan persamaan yang berbentuk x = konstanta.
5. Untuk soal penerapan, jawablah ke dalam kalimat sempurna dan gunakan satuan yang sesuai dengan perintah.

Untuk semakin memperjelasnya, perhatikan contoh berikut ini :
1. suatu persamaan linier 3(x+5) + 2x = 30, tentukan nilai x.
Jawab :
3(x+5) + 2x = 30
(3x + 15) + 2x = 30
3x + 2x + 15 = 30
5x + 15 = 30
5x + 15 - 15 = 30 - 15 -> Kedua ruas dikurangi 15, untuk membuat ruas kiri hanya yang memuat variabel.
5x = 15
\frac{5x}{5} = \frac{15}{5} ->kedua ruas dibagi dengan 5 untuk mendapatkan x pada ruas kiri.
x = 3, Jadi nilai x = 3

2. Suatu persamaan linier 2(3x+4) = 10x, tentukan nilai x.
Jawab :
2(3x+4) = 10x
(6x + 8) = 10x
6x + 8 = 10x
6x + 8 - 8 = 10x - 8 -> Kedua ruas dikurangi 8.
6x = 10x - 8
6x - 10x = 10x - 10x -8
6x - 10x = -8
-4x = -8
\frac{-4x}{-4} = \frac{-8}{-4} ->kedua ruas dibagi dengan -4 untuk mendapatkan x pada ruas kiri.
x = 2, Jadi nilai x = 2.

Demikian mengenai persamaan linier satu variabel dengan cara menyelesaikannya.
Semoga membantu.

Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Kali ini akan dibahas materi matematika SMP kelas VIII operasi hitung bentuk aljabar.

Untuk mengingatkanmu kembali mengenai bentuk aljabar, coba perhatikan contoh-contoh berikut.

  1. 2pq
  2. 5x + 4
  3. 2x + 3y –5
  4. x^2 + 3x –2
  5. 9x^2 - 3xy + 8

Penjelasan :
Nomor (1) disebut bentuk aljabar suku tunggal atau suku satu karena hanya terdiri atas satu suku, yaitu 2pq. Pada bentuk aljabar tersebut disebut koefisien, sedangkan p dan q disebut variabel karena nilai p dan q bisa berubah-ubah.

Nomor (2) disebut bentuk aljabar suku dua karena bentuk aljabar ini memiliki dua suku, sebagai berikut.
a. Suku yang memuat variabel x, koefisiennya adalah 5.
b. Suku yang tidak memuat variabel x, yaitu 4, disebut konstanta. Konstanta adalah suku yang nilainya tidak berubah.

Nomor (3), (4), dan (5), coba kamu tentukan manakah yang merupakan koefisien, variabel, konstanta, dan suku?

Setelah kita dapat menentukan unsur – unsur yang terkandung di dalam Bantuk Aljabar yaitu seperti koefisien, variabel, konstanta, dan suku. Itu semua merupakan modal kita untuk dapat melangkah ke langkah selanjutnya dalam mempelajari operasi aljabar,  Untuk operasi bentuk aljabar yang akan kita bahas kali ini yaitu operasi hitung bentuk aljabar dengan penjumlahan dan pengurangan.

1. Operasi Penjumlahan  Bentuk Aljabar
Yang akan kita pelajari pada operasi bentuk aljabar yaitu cara menjumlahkan suku-suku sejenis pada bentuk aljabar. Pada dasarnya, sifat-sifat penjumlahan  yang berlaku pada bilangan riil, berlaku juga untuk penjumlahan pada untuk-bentuk aljabar, sebagai berikut:

a. Sifat Komutatif
a + b = b + a, dengan a dan b bilangan riil

b. Sifat Asosiatif
(a + b) + c = a + (b +c), dengan a, b, dan c bilangan riil

c. Sifat Distributif
a (b + c) = ab + ac, dengan a, b, dan c bilangan riil

Agar kamu lebih memahami sifat-sifat yang berlaku pada bentuk aljabar, perhatikan contoh-contoh soal berikut.

Sederhanakan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. 6mn + 3mn
b. 16x + 3 + 3x + 4

Jawab:
a. 6mn + 3mn = 9mn
b. 16x + 3 + 3x + 4 = 16x + 3x + 3 + 4 = 19x + 7

2. Operasi Pengurangan  Bentuk Aljabar

Pada operasi pengurangan bentuk aljabar sebenarnya tidak jauh beda dengan operasi penjumlahan bentuk aljabar diatas. Operasi pengurangan bentuk aljabar dapat dikatakan sebagai kebalikan dari operasi penjuumlahan bentuk aljabar. Difat – sifat yang berlaku pada operasi penjumlahan bentuk aljabar juga berlaku pada operasi pengurangan bentuk aljabar.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini:

a. 3ab – ab
b. 4x – x – 4

Penyelesaian :

a. 3ab – ab = 2ab

b. 4 x – x – 4 = 3x – 4

Contoh Soal Operasi Campuran Penjumlahan dan pengurangan :

a. –x – y + x – 3
b. 2p - 3p^2 + 2q - 5q^2 + 3p
c. 6m + 3(m^2 - n^2) - 2m^2 + 3n^2

Penyelesaian :

a. –x – y + x – 3
= –x + x – y – 3
= –y – 3

b. 2p - 3p^2 + 2q - 5q^2 + 3p
= 2p + 3p - 3p^2 + 2q - 5q^2
= 5p - 3p^2 + 2q - 5q^2
= -3p^2 + 5p - 5q^2 + 2q

c. 6m + 3(m^2 - n^2) - 2m^2 + 3n^2
= 6m + 3m^2 - 3n^2 - 2m^2 + 3n^2
= 6m + 3m^2 - 2m^2 - 3n^2 + 3n^2
= m^2 + 6m

Demikian materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Terus Kunjungi Website kami untuk dapat mengupdate pembelajaran dan pemaparan Materi Matematika. untuk materi kita selanjutnya adalah Materi Matematika SMP Kelas VIII yaitu Operasi Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar

Aritmetika Sosial

Berikut ini akan disajikan materi matematika SMP kelas VII yaitu materi aritmatika sosial. Dalam materi ini membahas mengenai harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi serta rabat, bruto, tara, neto, bunga tabungan dan pajak.

Bagian 1 ini akan dibahas mengenai harga beli, harga jual, laba dan untung.

Harga beli adalah harga barang awal yang didapatkan dari pabrik, grosir, ataupun tempat lainnya. Harga beli suatu barang juga sering disebut dengan modal. Terkadang, dalam beberapa kasus, modal dihitung dari harga beli ditambah dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk mendapatkannya, misalnya transportasi, pengemasan, dll.

Harga jual adalah harga barang yang ditentukan oleh penjual/pedagang kepada konsumen/pembeli.

Laba atau untung adalah selisih yang didapat antara harga jual suatu barang dengan harga belinya dengan syarat nilai harga jual lebih tinggi dari harga beli.

Laba / Untung diperoleh jika Harga beli < Harga jual. maka U = Hj – Hb. Dengan : U = Untung Hj = Harga Jual Hb = Harga Beli Rugi
Rugi adalah selisih yang didapatkan antara harga jual barang dengan harga belinya dengan syarat nilai harga jual lebih rendah dari harga beli.

Rugi diperoleh jika Harga beli > Harga jual.

Maka R = Hb – Hj

Dengan :
R = Rugi
Hb = Harga Beli
Hj = Harga Jual

Selain untung dan rugi, dalam kegiatan jual beli juga dikenal IMPAS dimana impas terjadi bilamana harga penjualan sama dengan harga pembelian.

Persentase Untung/Rugi terhadap harga pembelian :

Persentase keuntungan = \frac{U}{Hb} \times 100\%
Persentase kerugian = \frac{R}{Hb} \times 100\%

Dalam beberapa kasus, sudah diketahui nilai untung atau rugi dan diminta harga pembelian atau harga penjualan nya.

Sebelumnya sudah diketahui bahwa =

Untung = harga jual – harga beli

Sehingga,

Harga jual = harga beli + untung
Harga beli = harga jual – untung

dan juga diketahui bahwa =

Rugi = harga beli – harga jual

Sehingga,

Harga jual = harga beli – rugi
Harga beli = harga jual + rugi

Demikian materi matematika SMP kelas VII aritmetika sosial bagian 1 mengenai Harga Jual, Harga Beli, Untung dan Rugi. Sampai jumpa di materi matematika SMP kelas VII aritmetika sosial bagian 2.

Semoga membantu.
Selamat belajar matematika !

Perbandingan

Perbandingan
Perbandingan adalah suatu cara untuk membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sama.
Perbandingan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: Perbandingan usia ayah dan anak, perbandingan tinggi, perbandingan berat badan, dan lainnya. Perbandingan biasanya dinyatakan dengan simbol ( : ) atau \frac{}{}. Untuk perbandingan berbentuk pecahan misalnya \frac{2}{3} dapat dirubah menjadi bentuk 2:3.

perbandingan robot

Berikut ini ada contoh soal mengenai perbandingan dan cara menyelesaikannya.
Tinggi badan Adi 150 cm, sedangkan tinggi badan ani 120cm, berapakah perbandingan tinggi antara adi dan ani?
jawab:
tinggi badan adi : tinggi badan ani
150 : 120
-> sederhanakan perbandingan tersebut dengan membagi keduanya dengan fpb dari keduanya. karena fpb dari keduanya adalah 30, maka :
\frac{150}{30} : \frac{120}{30}
5 : 4
jadi perbandingannya adalah 5:4

Untuk mencari perbandingan suatu obyek, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
– Bandingkanlah besaran yang satu dengan yang lain.
– Bila satuan dari keduanya berbeda, samakan terlebih dahulu satuannya.
– Jika perbandingan masih terlalu besar, sederhanakan bentuk perbandingannya dengan menggunakan fpb dari keduanya.

Ada dua jenis perbandingan.
1. Perbandingan senilai
adalah perbandingan yang memiliki sifat besaran dimana apabila salah satu nilai bertambah, maka yang lainnya pun akan bertambah.

2. Perbandingan berbalik nilai
adalah sebuah perbandingan yang memiliki sifat besaran dimana jika salah satu bertambah maka yang lainnya akan berkurang.

Demikian bahasan mengenai perbandingan.
Semoga membantu.

Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Kali ini akan dibahas materi matematika SMP kelas VIII operasi hitung bentuk aljabar.

Untuk mengingatkanmu kembali mengenai bentuk aljabar, coba perhatikan contoh-contoh berikut.

  1. 2pq
  2. 5x + 4
  3. 2x + 3y –5
  4. x^2 + 3x –2
  5. 9x^2 - 3xy + 8

Penjelasan :
Nomor (1) disebut bentuk aljabar suku tunggal atau suku satu karena hanya terdiri atas satu suku, yaitu 2pq. Pada bentuk aljabar tersebut disebut koefisien, sedangkan p dan q disebut variabel karena nilai p dan q bisa berubah-ubah.

Nomor (2) disebut bentuk aljabar suku dua karena bentuk aljabar ini memiliki dua suku, sebagai berikut.
a. Suku yang memuat variabel x, koefisiennya adalah 5.
b. Suku yang tidak memuat variabel x, yaitu 4, disebut konstanta. Konstanta adalah suku yang nilainya tidak berubah.

Nomor (3), (4), dan (5), coba kamu tentukan manakah yang merupakan koefisien, variabel, konstanta, dan suku?

Setelah kita dapat menentukan unsur – unsur yang terkandung di dalam Bantuk Aljabar yaitu seperti koefisien, variabel, konstanta, dan suku. Itu semua merupakan modal kita untuk dapat melangkah ke langkah selanjutnya dalam mempelajari operasi aljabar,  Untuk operasi bentuk aljabar yang akan kita bahas kali ini yaitu operasi hitung bentuk aljabar dengan penjumlahan dan pengurangan.

1. Operasi Penjumlahan  Bentuk Aljabar
Yang akan kita pelajari pada operasi bentuk aljabar yaitu cara menjumlahkan suku-suku sejenis pada bentuk aljabar. Pada dasarnya, sifat-sifat penjumlahan  yang berlaku pada bilangan riil, berlaku juga untuk penjumlahan pada untuk-bentuk aljabar, sebagai berikut:

a. Sifat Komutatif
a + b = b + a, dengan a dan b bilangan riil

b. Sifat Asosiatif
(a + b) + c = a + (b +c), dengan a, b, dan c bilangan riil

c. Sifat Distributif
a (b + c) = ab + ac, dengan a, b, dan c bilangan riil

Agar kamu lebih memahami sifat-sifat yang berlaku pada bentuk aljabar, perhatikan contoh-contoh soal berikut.

Sederhanakan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. 6mn + 3mn
b. 16x + 3 + 3x + 4

Jawab:
a. 6mn + 3mn = 9mn
b. 16x + 3 + 3x + 4 = 16x + 3x + 3 + 4 = 19x + 7

2. Operasi Pengurangan  Bentuk Aljabar

Pada operasi pengurangan bentuk aljabar sebenarnya tidak jauh beda dengan operasi penjumlahan bentuk aljabar diatas. Operasi pengurangan bentuk aljabar dapat dikatakan sebagai kebalikan dari operasi penjuumlahan bentuk aljabar. Difat – sifat yang berlaku pada operasi penjumlahan bentuk aljabar juga berlaku pada operasi pengurangan bentuk aljabar.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini:

a. 3ab – ab
b. 4x – x – 4

Penyelesaian :

a. 3ab – ab = 2ab

b. 4 x – x – 4 = 3x – 4

Contoh Soal Operasi Campuran Penjumlahan dan pengurangan :

a. –x – y + x – 3
b. 2p - 3p^2 + 2q - 5q^2 + 3p
c. 6m + 3(m^2 - n^2) - 2m^2 + 3n^2

Penyelesaian :

a. –x – y + x – 3
= –x + x – y – 3
= –y – 3

b. 2p - 3p^2 + 2q - 5q^2 + 3p
= 2p + 3p - 3p^2 + 2q - 5q^2
= 5p - 3p^2 + 2q - 5q^2
= -3p^2 + 5p - 5q^2 + 2q

c. 6m + 3(m^2 - n^2) - 2m^2 + 3n^2
= 6m + 3m^2 - 3n^2 - 2m^2 + 3n^2
= 6m + 3m^2 - 2m^2 - 3n^2 + 3n^2
= m^2 + 6m

Demikian materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Terus Kunjungi Website kami untuk dapat mengupdate pembelajaran dan pemaparan Materi Matematika. untuk materi kita selanjutnya adalah Materi Matematika SMP Kelas VIII yaitu Operasi Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar.

Bilangan Bulat

th

1. Pengertian Bilangan Bulat

Bilangan bulat terdiri dari
– bilangan asli : 1, 2, 3, …
– bilangan nol : 0
– bilangan negatif : …, -3, -2, -1
Bilangan Bulat dinotasikan dengan : B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}
Bilangan lain yang berada dalam bilangan bulat, di antaranya adalah bilangan:
a. Cacah : C = {0, 1, 2, 3, 4, …}
b. Ganjil : J = {1, 3, 5, 7, …}
c. Genap : G = {2, 4, 6, 8, …}
d. Cacah Kuadrat : K = {0, 1, 4, 9, …}
e. Prima : {2, 3, 5, 7, 11, …}2. Membandingkan Bilangan Bulat
Dengan memperhatikan tempat pada garis bilangan, dapat kita nyatakan (dalam contoh) bahwa :
a. 7 > 4, karena 7 terletak di sebelah kanan 4,
b. (-5) < 2, karena (-5) terletak di sebelah kiri 2, dan lain sebagainya.

3. Penjumlahan dan Sifatnya
Salah satu Rumus penting :

Contoh : 7 + (-10) = 7 – 10 = -3
Sifat-sifatnya :
a. Komutatif :

b. Asosiatif :

c. Tertutup :

d. Memiliki identitas :

e. Invers penjumlahan :

4. Pengurangan
Pengurangan merupakan lawan (invers) dari penjumlahan.
Rumus :

Contoh : 8 – (-2) = 8 + 2 = 10

5. Perkalian dan Sifatnya
contoh :
3 x (-2) = (-2) + (-2) + (-2)

Sifat-sifat :

6. Pembagian
Pembagian adalah kebalikan (invers) dari perkalian.
Rumus :

7. Perpangkatan dan Sifat

8. Akar Pangkat Dua dan Akar Pangkat Tiga

HIMPUNAN

imagesRRR

Bisakah kalian memasukkan Kota Surabaya ke dalam beberapa kategori/kelompok yang berbeda-beda? Pertama, kalian mungkin mengkategorikan Kota Surabaya sebagai salah satu ibu kota provinsi di Indonesia. Kedua, kalian juga dapat mengkategorikan Kota Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia. Dengan cara lain, kalian juga dapat mengkategorikan Kota Surabaya sebagai salah satu kota terpadat di Indonesia. Pada pembahasan ini kita akan membahas bagaimana cara mengelompokkan atau mengklasifikasikan beberapa objek.
Kita sering menjumpai himpunan dalam berbagai cara di sekitar kita dan dalam kehidupan sehari-hari. Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek, yang disebut elemen atau anggota himpunan, dan terdefinisi dengan jelas. Maksud dari terdefinisi dengan jelas adalah bahwa anggota-anggota himpunan dapat ditentukan secara jelas. Sebagai contoh, kumpulan dari semua provinsi-provinsi di Indonesia per Oktober 2014 merupakan suatu himpunan karena kita dapat menentukan dengan jelas anggota-anggota dari himpunan tersebut. Seperti kita tahu, Jawa Timur dan 34 provinsi
lainnya merupakan anggota dari himpunan tersebut.
Akan tetapi, apakah kumpulan dari 5 album musik terbaik merupakan suatu himpunan? Karena kata terbaik dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh orang yang berbeda, maka kumpulan tersebut tidak terdefinisi dengan jelas. Akibatnya, kumpulan dari 5 album musik terbaik bukan suatu himpunan.
Untuk menyatakan suatu himpunan dapat digunakan 3 cara:
(1) dengan kata-kata atau deskripsi,
(2) dengan mendaftar, dan
(3) dengan notasi pembentuk himpunan.
Cara menyatakan himpunan dengan kata-kata dapat diilustrasikan oleh contoh 1 berikut.

 

Contoh 1: Deskripsi dari Suatu Himpunan

 

Nyatakan dengan kata-kata suatu himpunan yang anggota-anggotanya Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Jawaban Himpunan dari nama-nama hari dalam satu minggu.
Mendaftar anggota-anggota suatu himpunan ke dalam sepasang kurung kurawal, { }, merupakan cara menyatakan himpunan dengan mendaftar. Sepasang kurung kurawal tersebut merupakan notasi yang perlu karena kurung kurawal tersebut mengidentifikasikan konten yang dimaksud sebagai himpunan. Sebagai contoh, {1, 2, 3} merupakan notasi untuk himpunan yang memiliki anggota-anggota 1, 2, dan 3. Akan tetapi (1, 2, 3) dan [1, 2, 3] bukan suatu himpunan karena simbol ( ) dan [ ] tidak mengindikasikan suatu himpunan. Dalam penulisan himpunan dengan mendaftar, tanda koma digunakan untuk memisahkan anggota-anggota dari himpunan tersebut. Urutan dari anggota-anggota himpunan yang terdaftar tidak penting. Sehingga himpunan {1, 2, 3} dapat juga dituliskan sebagai {3, 2, 1} atau {2, 3, 1}.
Secara umum, himpunan dinamai dengan menggunakan huruf kapital. Sebagai contoh, himpunan bilangan asli biasanya dinamai dengan N.
Definisi: Bilangan Asli
N = {1, 2, 3, 4, 5, …}
Tiga titik setelah bilangan 5, yang disebut sebagai elipsis, mengindikasikan bahwa anggota-anggota dalam himpunan tersebut akan berkelanjutan dalam pola yang sama. Apabila tanda elipsis tersebut diikuti oleh anggota/elemen terakhir, maka anggota himpunan tersebut akan berkelanjutan dengan pola yang sama sampai anggota terakhir tersebut. Notasi ini dapat diilustrasikan oleh contoh 2.1 berikut.
Contoh 2: Menyatakan Himpunan dengan Cara Mendaftar 
Tulislah himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar.
Himpunan A adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari 6.
Himpunan B adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari atau sama dengan 100.
Himpunan P adalah himpunan planet-planet dalam tata surya.
Pembahasan
Bilangan asli yang kurang dari 6 adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Sehingga, himpunan A dapat dinyatakan dengan A = {1, 2, 3, 4, 5}.
B = {1, 2, 3, 4, … , 80}. Bilangan 80 setelah elipsis mengindikasikan bahwa anggota-anggota B berkelanjutan dengan pola yang sama sampai 80.
P = {Merkurus, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus}. Pluto bukan anggota dari P karena pada Agustus 2006 Pluto digolongkan kembali sebagai planet kerdil.
Contoh 3: Kata Inklusif
Tulislah himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar.
Himpunan bilangan asli di antara 3 dan 8.
Himpunan bilangan asli di antara 3 dan 8, inklusif.
Pembahasan
A = {4, 5, 6, 7}
B = {3, 4, 5, 6, 7, 8}. Perhatikan bahwa kata inklusif mengindikasikan bahwa bilangan-bilangan 3 dan 8 merupakan anggota B.
Selanjutnya kita akan membahas keanggotan dari suatu himpunan dan simbolnya. Perhatikan ilustrasi berikut.
Dari ilustrasi di atas, kita dapat menyatakan bahwa 1 anggota dari {1, 2, 3} dan 50 bukan anggota dari {1, 3, 5, … , 99}.
Notasi pembentuk himpunan digunakan untuk menyimbolkan suatu himpunan. Notasi pembentuk himpunan biasanya digunakan di aljabar. Perhatikan contoh penulisan notasi pembentuk himpunan berikut.
Perhatikan contoh penulisan himpunan ke dalam notasi pembentuk himpunan berikut.
Pernyataan di atas dapat dibaca sebagai “E adalah himpunan semua x sedemikian sehingga x bilangan asli dan x lebih besar dari 20.” Sehingga, himpunan E tersebut apabila dituliskan dengan cara mendaftar akan menjadi, E = {21, 22, 23, … }.
Contoh 4: Penggunaan Notasi Pembentuk Himpunan
Tulislah himpunan-himpunan berikut ke dalam notasi pembentuk himpunan.
B = {3, 4, 5, … , 97}
C = {51, 53, 55, … , 149}
D = {M, A, T, E, I, K}
Pembahasan
Himpunan B memiliki anggota-anggota 3, 4, 5, … , 97, yaitu bilangan-bilangan asli di antara 2 dan 98. Sehingga apabila dituliskan ke dalam bentuk notasi pembentuk himpunan akan menjadi,
Himpunan C memiliki anggota-anggota 51, 53, 55, … , 149, yaitu bilangan gasal di antara 51 dan 149. Karena bilangan gasal dapat dinyatakan dengan 2x – 1 untuk x bilangan asli maka himpunan C dapat dinyatakan dengan,
D = {x | x huruf-huruf penyusun kata “MATEMATIKA”}.
Suatu himpunan dikatakan hingga apabila himpunan tersebut tidak memiliki anggota atau himpunan tersebut memiliki anggota yang banyaknya berupa bilangan asli. Himpunan F = {3, 6, 12, 24, 48, 96} merupakan himpunan hingga karena banyaknya anggota himpunan F adalah 6 yang merupakan anggota bilangan asli. Sedangkan himpunan yang tidak hingga disebut himpunan tak hingga. Salah satu contoh himpunan tak hingga adalah himpunan bilangan asli.
Konsep penting lainnya dari himpunan adalah kesamaan dari himpunan.
Definisi: Himpunan-himpunan Sama
Himpunan A sama dengan himpunan B, disimbolkan dengan A = B, jika dan hanya jika himpunan A dan himpunan B memuat anggota-anggota yang tepat sama.
Sebagai contoh, jika A = {1, 2, 3} dan B = {2, 1, 3} maka A = B karena himpunan-himpunan tersebut memuat anggota-anggota yang tepat sama. Urutan anggota-anggota himpunan tersebut tidaklah penting. Jika dua himpunan sama, maka kedua himpunan tersebut memiliki banyak anggota yang sama. Banyaknya anggota dari suatu himpunan disebut sebagai bilangan kardinal.
Definisi: Bilangan Kardinal
Bilangan kardinal dari himpunan A, disimbolkan dengan n(A), adalah banyaknya angota himpunan A.
Himpunan-himpunan A = {3, 9, 27} dan B = {17, Malang, Motor} memiliki bilangan kardinal 3, yaitu n(A) = n(B) = 3. Kita dapat menyatakan bahwa himpunan-himpunan A dan B memiliki bilangan kardinal yang sama.
Himpunan-himpunan yang bilangan kardinalnya sama disebut sebagai himpunan-himpunan yang ekuivalen.
Definisi: Himpunan-himpunan Ekuivalen
Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika n(A) = n(B).
Semua himpunan-himpunan yang sama merupakan himpunan-himpunan yang ekuivalen. Akan tetapi himpunan-himpunan yang ekuivalen belum tentu merupakan himpunan-himpunan yang sama. Himpunan K = {x, y, z} dan L = {merah, buku, piring} merupakan dua himpunan yang ekuivalen, karena bilangan kardinal dari kedua himpunan tersebut adalah 3. Karena anggota-anggota himpunan K dan L berbeda, maka kedua himpunan tersebut bukanlah himpunan-himpunan yang sama.
Himpunan Kosong (Null Or Empty Set) 
Beberapa himpunan tidak memiliki anggota, salah satu contohnya adalah himpunan dinosaurus yang hidup di tahun 2013.
Definisi: Himpunan Kosong
Suatu himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan kosong dan disimbolkan sebagai { } atau Ø.
Perhatikan bahwa {Ø} bukan merupakan himpunan kosong. Himpunan ini memiliki anggota Ø dan bilangan kardinalnya adalah 1. Himpunan {0} juga bukan himpunan kosong karena himpunan tersebut beranggotakan 0. Himpunan {0} juga memiliki bilangan kardinal 1.
Contoh 5: Penyelesaian Bilangan Asli
Tentukan himpunan bilangan asli yang memenuhi persamaan x + 5 = 0.
Pembahasan Bilangan yang memenuhi pernyataan tersebut haruslah bilangan asli yang membuat persamaan tersebut bernilai benar. Hanya bilangan –2 yang memenuhi persamaan tersebut. Karena –2 bukan bilangan asli, maka himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut adalah { } atau Ø.
Himpunan Semesta
Himpunan yang penting lainnya dalam konsep himpunan adalah himpunan semesta (universal set).
Definisi: Himpunan Semesta
Himpunan semesta, disimbolkan dengan S, adalah suatu himpunan yang memuat semua anggota dari pembicaraan tertentu.
Ketika suatu himpunan semesta diberikan, hanya anggota-anggota himpunan semestalah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sebagai contoh, jika himpunan semesta dari permasalahan tertenu adalah S = {1, 2, 3, … , 10}, maka hanya bilangan asli 1 sampai 10 yang harus digunakan dalam permasalahan tersebut.imagesRRRimagesRRR